Kamis, 03 Desember 2009

Dia…… Orang yang selalu membuat hatiku gembira… Dia….. Orang yang selalu membuat diriku tersenyum… Dia…. Orang yang selalu memperhatikan diriku… Orang yang sabar dalam menghadapi segala amarah dan kekesalan diriku Dia lah cinta pertamaku.. Cinta yang selalu akan kusimpan Dan kukenang selalu sebagai kenangan yang paling indah dalam hidupku Mungkin puisi ini menggambarkan perasaan ku saat ini. Aku sari, hari ini aku menemukan sosok yang selama ini aku cari. Aku menemukan cinta pertamaku, cinta yang selama ini aku inginkan. Ternyata aku temukan di dalam dirinya, Sony. Sony, yang selalu menemani hari-hariku. Tapi disaat aku menemukan cinta pertamaku, sahabat-sahabatku mulai menjauhi diriku. Mereka meninggalkanku sendiri. Aku merasa bingung dan bimbang, tapi Sony selalu meyakinkan dan menemani diriku disaat aku membutuhkan seseorang disisiku. Ini ceritaku disaat 1 tahun yang lalu, saat aku duduk dibangku kelas 2 SMA. Saat ini aku sudah lulus SMA, dan aku akan melanjutkan kuliahku di Singapore. Sore ini adalah hari-hari terakhirku di Indonesia, karena besok aku akan memulai kehidupanku di Singapore. Aku sedang bersiap-siap untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Sony. Sony tidak pernah menyampaikan perasaannya kepadaku sampai saat ini. Karena itu, saat ini aku bertekat untuk menyampaikan perasaanku. Kulangkahkan kakiku menuju tempat pertemuan kita. Sesampainya aku disitu, terlihat Sony sedang menungguku. “Sony, dah lama nungguin aku” Tanyaku. “Ga kok, aku juga baru nyampe” Setelah itu kami berdua berdiam diri. Aku tak dapat mengatakan sepatah katapun. Akhirnya aku memulai pembicaraan. “Aku ga bisa ngomong, aku takut, aku cuman pengen ngasih ini” Kataku sambil menyerahkan bungkusan yang aku genggam. “Aku pulang” aku tak bisa melihatnya lagi hatiku sakit. Sesampainya di rumah aku mendapat sms dari Sony. To : Sari From : Sony Message Sori, aku ga pernah bisa ngomong kata itu, karena kita beda. Perbedaan itu membuat jembatan yang sangat lebar. Maaf, aku salah. Semoga kamu dapatkan yang lebih baik dari aku. Aku harap juga kamu bisa lupain aku. Hari ini aku sudah mengetahui semua isi hati Sony. Jadi, aku bisa pergi dengan tenang. Mungkin ini jalan yang terbaik bagi kita berdua. Ngga mungkin kita menjalani kisah cinta kita diatas perbedaan yang mendasar. “Hati-hati ya Nak, jangan nakal-nakal” itulah pesan dari ibuku sebelum aku berangkat ke Singapore. Ya, hari ini adalah hari keberangkatanku. Seluruh anggota keluargaku dan sahabat-sahabatku mengantarkan kepergianku. Aku memeluk mereka semua satu persatu, air matapun mengalir dari pipiku. “Aku pergi ya” aku melambaikan tangan sambil berlalu. Setelah 3 jam duduk diatas pesawat akhirnya aku tiba di Singapore. Rasa kagumku muncul ketika melihat Singapore. Akhirnya aku bersama rombonganku berangkat menuju asrama yang akan kami tempati. Sesampainya aku di kamarku, aku langsung mandi dan tertidur. Aku sangat lelah dengan perjalanan ini. Dan tidak pernah aku duga, aku bertemu dengan seseorang yang sangat mendebarkan hati. Di gereja ini, kami berkenalan. Sama sepertiku dia juga orang Indonesia tetapi menetap di Singapore. “ Hai, namaku Nathan” dia memperkenalkan dirinya. Aku termangu melihatnya. “ Kok ngelamun, kenapa?” Lamunanku buyar seketika. “Oh, nggak papa kok, namaku Sari.” Aku berdalih. Dari sinilah kami mulai mengenal pribadi kami masing-masing. Bagiku Nathan cukup menyenangkan, walau kadang-kadang menyebalkan. Kami mempunyai hobi yang sama. Walau begitu ternyata aku memendam perasaan terhadap dirinya, perasaan itupun tumbuh dengan cepat. Tapi sayangnya, harapanku punah seketika mengetahui bahwa Nathan mempunyai trauma ketika orangtuanya berpisah, dia takut kegagalan yang dialami kedua orangtuanya akan dia alami juga. Mungkin pertemanan ini cukup bagi kita berdua. Hari-hariku di Singapore penuh dengan rasa suka dan duka. Tak terasa 4 tahun pun berlalu dengan cepat, aku sudah lulus kuliah S1 ku di Singapore. Orang tuaku pun menghadiri acara wisudaku. Aku pun harus kembali ke Indonesia. Setelah acara wisudaku selesai, aku bertengkar hebat dengan Nathan karena suatu kesalahpahaman. Keesokan harinya aku pulang ke Indonesia, sebenarnya aku ingin sekali pamit dengan Nathan. Akhirnya aku memutuskan untuk sms dia. To : Nathan From : Sari Message Ak pamit ya, aku mw plng ke Indonesia. Ak jg mw mnta maaf kl ak pnya slah sm km. Semoga aj kt bisa ktemu lagi di Indonesia. Beberapa menit kemudian, Nathan membalas smsku: To : Sari From : Nathan Message Sebenernya ak ga mrah kok, ak kra km yg mrah sm ak. Knpa km ga blang kl mw plang, kan kt bsa berdoa bareng. Y dah, sukses yach!! Smpe ktmu di Indonesia. Tetes air mata mengalir dipipiku, sebenarnya aku sangat sedih harus meninggalkan Nathan. Nathan seseorang yang buatku sangat luar biasa. Aku sangat berharap bisa bertemu dia lagi di Indonesia. Setelah 3 jam aku dipesawat, aku tiba di bandara Soekarno Hatta. Di situ berkumpul semua keluargaku. Aku melepaskan rindu dengan mereka. Setelah melepaskan rindu, kami langsung pulang. Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya aku tiba dirumahku. Rumah yang sangat kurindukan. Hari demi hari pun berlalu, aku memutuskan untuk melamar pekerjaan. Tak beberapa setelah aku melamar, aku di panggil untuk interview. Interviewku berjalan dengan baik walau aku agak sedikit grogi. Satu minggu kemudian aku dipanggil oleh perusahaan tersebut, aku diterima. Senangnya hatiku saat itu. Saat ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta. Saat perusahaanku sedang menerima pegawai baru, tanpa sengaja aku bertemu Sony. Walau sudah berpisah selama beberapa tahun tapi aku masih mengenalinya. Aku menyapanya, ternyata benar dia Sony. Kami pun makan bersama sambil menceritakan pengalaman hidup kami. Akupun bercerita panjang lebar tentang kuliahku di Singapore. Begitupun Sony, dengan antusias dia menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya beberapa tahun terakhir. Karena sudah saat kami kembali bekerja, kami pun saling bertukar nomer HP. Aku pun menjalin hubungan yang sangat baik dengan Sony. Sampai suatu ketika Sony menyatakan perasaannya kepadaku. Aku tersentak kaget, tapi aku tidak bisa menerimanya. Aku hanya ingin berteman baik dengan Sony. Sony pun menerima alasanku, saat itu aku lega sekali mendengarnya. Waktu aku sedang libur kerja dan kuliah, seorang tamu mengetuk pintu rumahku. Aku tersentak kaget, Nathan. “Nathan, kamu disini, kok bisa tau rumahku sih” Aku pun langsung memeluknya. “Tau, donk. Siapa dulu Nathan.” “Sok banget sih kamu”Aku mencubitnya. Nathan lalu duduk disofa rumahku. Dia berkenalan dengan seluruh anggota keluargaku. Setelah itu, dia bercerita tujuannya datang ke Indonesia. “Mamaku sakit keras, Sar. Makanya aku datang buat nyari papaku. Aku pengen papaku liat gimana menderitanya mamaku saat dia pergi” Nathan menangis “Aku akan berusaha bantu kamu buat cari papa kamu, kita harus semangat. Aku pengen kamu kayak Nathan yang gak pernah menyerah” Aku berusaha menenangkannya “Makasih, Sari” Nathan memelukku Hari-hariku diisi kesibukan baru yaitu mencari papanya Nathan. Setiap aku punya waktu luang selalu aku usahakan buat cari papa Nathan. Dengan doa dan keinginan keras, akhirnya Nathan dapat bertemu dengan papanya. Akhirnya Nathan membujuk papanya untuk ke Singapore bersamanya untuk menemui mamanya. Papanya pun setuju. Nathan pun pamit ke padaku. Hari ini aku mengantar Nathan ke bandara, 1 jam lagi Nathan akan meninggalkan Indonesia. “Aku pulang dulu ya, thanks buat semua. Maaf kalo aku dah ngerepotin kamu” Nathan memelukku “Hati-Hati ya kamu disana, harus tetep semangat ya” aku menasehatinya “Aku sayang banget ma kamu, kamu mau ga ngisi hatiku ini” Nathan ,nembak aku “Apaan sih kamu” Aku berusaha mengelak. Mukaku pun menjadi merah “Aku beneran kali” Nathan berusaha meyakinkanku “Aku juga sayang kamu” Sari pun tersenyum bahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 
i'M tRoUbLe mAkEr Design by: Yanmie at Permata Hatiku